gresiaweb

Review Buku Judul buku : Kesetiaan Itu (Kumpulan Cerpen) Penulis : Hamsad Rangkuti Penerbit : Diva Press Tebal Buku : 263 halaman Ketika pertama melihat sampul buku hadiah dari seseorang ini serasa ogah untuk mau membacanya. Iyes, saya tak begitu suka warna coklat seperti sanpul buku ini. Klise sih hehe... Yah tapi itulah kesan pertama seorang ceria seperti saya. But wait, pada akhirnya saya baca juga. Dan wow, seperti menemukan makanan kesukaan yang jarang kutemui sejak bertahun-tahun rasanya. Kumcer yang sudah dicetak berkali-kali ini yaitu pada tahun 1994 awalnya, membuat saya merasakan apa yang memang ada di kehidupan real dengan kemasan sastra era lampau yang mampu membuat pembacanya gemas dan tak menyangka akan endingnya. Kesemuanya hampir-hampir tentang kidah cinta dengan nuansa kecemburuan yang nyata. Pada umumnya manusia. Hingga seperti yang ada pada televisi atau yang keluar di koran tapi dengan kemasan yang apik. Bagi penggemar sastra lama seperti saya, ini adalah ka

"Apa yang kamu fikirkan ketika mendengar kata 'membaca'? " Eits, pastinya yang umum keluar dari fikiran kita dalam 30 detik pertama adalah buku, tulisan, malas, bosan, perpus, cerpen, novel, artikel, dan sanak sodara seimannya. Widih, serem klo yang keluar kayak gitu gaes. Ok lah, kita coba lebih luas lagi to open our mind. Bagi yang sudah berumur 17 tahun, eh maksudnya sudah melewati umur 17 tahun, apalagi yang sudah melewati tiga gunung dan tiga bukit (kayak ninja), kosa kata yang terfikir harusnya lebih open dong. "Apa yang kamu fikirkan ketika mendengar kata 'membaca'?" Yang Gresia fikirkan adalah baca pikiran, baca hati, baca situasi, baca perasaan, baca keuangan, baca peta politik, baca masalah, baca masa lalu, baca masa depan indonesia,  dan anak keturunan baca lainnya. Weleh, yang keluar koq malah kayak jadi dukun ya di otak saya. Apalah itu yang terfikir adalah cerminan dari pemahaman kita tentang dunia sudah seluas apa. Ketika saya m

Judul buku : Membongkar Rahasia Ikhwan Nyebelin Penulis : Koko Nata dan Denny P. Jumlah halaman : 205 halaman Penerbit : PT. Lingkar Pena Kreativa Wanna be detektif? Itu ibarat kata yang tergambar saat pertama melihat cover buku ini. Eits... Bukan Conan Edogawa atau Davinci Code ya. Tapi buku yang satu ini persis bikin kita jadi berfikiran detektif selepas membacanya. Bukan cuman bagi pembaca akhwat atau ikhwan aja tapi juga wanita dan laki-laki. Lho... Lho... Koq kayak ada pengkotak-kotakan? Santai aja bro... Justru dari buku ini kita lebih jelas buat istilah ikhwan akhwat biar ndak tabu dan buat kita gak jadi mengkotak-kotakan karena penjelasan didalamnya. Ceileh.. Kayak main catur aja. So, buat kamu yang kagak pernah dipanggil ikhwan atau akhwat gak usah illfeel baca buku ini. Siapa tahu malah pede dan dapat hidayah. Dan buat yang sering dipanggil ikhwan atau akhwat pun justru musti baca buku ini. Biar gak kebablasan dunia akhirat gaes. Walau tahun cetak pertamanya sekitaran t

Rasanya dikejar deadline itu seru guys. Kayak jadi artis hahay. Obsesi artis kawakan dilihat dari sedotan. Dan begitulah di akhir-akhir tahun ini. Penuh dengan kejar setoran. Haha.. Di senyumin aja yak! Tapi yang paling ngegemesin nih klo deadline yang gak bisa dilobi. Buka grub whatsapp satu nih dan semua harus dilupakan. Alamat cus nulis ungkapan hati (apa omelan hati ya) dengan ancaman bakal didepak dari grup klo kagak setor... Widiiiih... Yup! Kali ni Gresia dari Gresik lagi join kelas membaca. Kebayang gak sih mboseninnya hahahaha.... Tapi ternyata jadi seru setelah ketemu nomor nomor seru. Lho koq nomor? Lha gak pernah ketemu orangnya. Awalnya asli cuman iseng panggilan hati. Membaca walau dulu pernah jadi hobi gua tapi tetep aja bosen tetep melekat deh pada makanan yang namanya buku. Tapi karena 'it seems like dare for me' bergabunglah mantan kutu buku weeeeee..... Syarat biar kagak didepak dari grub yang gua bisa sebut 'malati' ini adalah nulis suka duka sel

Aku jenuh saat kupegang handphoneku. Aku berfikir, ini handphone paling canggih yang pernah aku miliki. Yah… Walau tak semahal keluaran terbaru. Apa yang bisa kulakukan ya…  Kuingat permintaan suamiku yang berkali-kali mengingatkan goal awal kita menikah untuk membuat website. Apa aku coba itu saja ya…   Mulailah aku buat web baruku. Jejeeeeeeeng…. Jadilah dia! Eits… Tapi perlu foto… Dari dulu aku keukeuh untuk tidak upload foto dengan alasan klise sih. Agar tidak disalah gunakan, walau memang ada alasan lain yang lebih mendalam. Untuk lebih menjaga. Bisa panjang tuh penjabarannya klo dijelaskan hehe…   Tapi kali ini aku ingin lebih percaya diri. Membuat penokohan diri. Ya… Sudah saatnya… Aku sudah tak semuda dulu… Aku harus keluar dari tempurung hihi…   Kupilih-pilih deh foto seadanya di handphone. Wah… Aku baru sadar jika sudah lama tak pernah selfie. Walau tak suka upload foto di sosmed tapi sejatinya aku lebayyyyy apalagi dalam urusan foto. Gak banget sih!   Scroll, scroll